Apa kabar, kawan?
Hari ini, saya ingin share tulisan saya. Setelah sempat men-share tulisan tentang ini dan ini, saya ingin menulis tentang kota yang jadi pitstop saya saat ini. Yah, telah saya lewati 4 Ramadhan dan 3 tahun di kota yang saya diami sekarang, dialah Jakarta..
3 tahun sudah saya ada di Jakarta, ibu kota negara Indonesia. Untuk tetap melanjutkan mata rantai kehidupan saya, untuk tetap berkarya demi kehidupan saya dan orang2 di sekitar saya.. Dan tepat 3 tahun yang lalu, saya masih ingat waktu itu, Mba Ajeng alias ibu HRD di kantor tempat saya bekerja, mengajak saya puter2 kantor untuk berkenalan dengan rekan2 kerja. Pertama kalinya dalam hidup saya, saya kerja di kantor beneran! *emg selama ini kerja di mana nong? :P*
Hehhe, sedikit flashback, saya dulu sempat bekerja 1 tahun lamanya di kampus UII saya tercinta, tepatnya di Badan Sistem Informasi UII, sebagai pekerja lepas, maksudnya bekerjanya berdasarkan proyek. Selama 1 tahun itulah, saya hanya mengerjakan 2 buah proyek. Semuanya bikin server berbasis Linux.
OK, back to topic, saat itu kantor tempat saya bekerja sekarang masih berlokasi di Roxy Mas, Jakarta Pusat. Dan ada kejadian konyol saat itu sih, maklum hari pertama ngantor, so pasti baju sepatu dll. mesti yang rapi dong yah.. *emg sekarang nggak rapi? :D* Saya bersepatu pantofel tapi bukan flat shoes jadi agak tinggi sedikit.. Lalu dengan pedenya, hari pertama sudah bawa laptop sendiri. Nah, karena kantor di Roxy Mas dulu itu berbeda2 tempat, jadi bloknya sama, hanya saja berbeda gedung, jadi saya diharuskan naik turun tangga di 3 gedung berbeda. Sudahlah berat2 bawa laptop, kakipun lecet karena nggak biasa pake sepatu begituh.. Hahahaha.. Perih gaan.. Dan kecelenya lagi, pada akirnya, kantor dengan senang hati meminjamkan laptop untuk karyawannya bekerja. *jadi ngapain saya waktu itu bawa2 laptop sendiri? :lol:*
Sekitar 4 bulan berkantor di Roxy Mas, kantor saya akhirnya pindah ke daerah Tendean, Jakarta Selatan. Sampai sekarang.. 🙂
Tuhan “mendamparkan” saya di kota yang paling saya hindari ini.. Entah mengapa.. Namun yang saya tahu, pasti ada alasan mengapa Tuhan menjadikan kota ini sebagai salah satu mata rantai dalam hidup saya…
Mengapa saya menghindari ibu kota ini? Jujur, pada awalnya anggapan saya terhadap Jakarta adalah sebuah kota besar yang semrawut, sumpek, macet, panas, tingkat kriminalitas tinggi, hedon, dll.. OK, you name it! Makanya, saya nggak pernah mau buat ngelamar kerja di Jakarta. Sampai pada suatu hari.. Adhek ipar ibu saya langsung ngabarin ke ibu klo ada lowongan di Datacomm. Oleh karena ibu memaksa saya masukin lamaran ke situ, ya sudah.. Saya coba.. Eh diterima.. Beraaat rasanya mo pindah dari kota Jogja berhati nyam nyam, ke kota Jakarta yang seperti saya sebutkan di atas. Ah, sudahlah..
Singkat cerita, 10 Agustus 2009, saya masuk juga di kantor baru saya. Datacomm, namanya.. Kontrak awal sebagai IPTel Engineer, berpindah jadi support, berpindah lagi jadi Network Admin, dan berpindah lagi jadi Network Engineer. Selama 3 tahun.. Alhamdulillah, saya suka dengan kantor ini, paling tidak suasana kerjanya, orang-orangnya, lingkungannya..
Dan Jakarta, masih dengan semrawutnya, sumpek, macet, panas, banjir kalo musim ujan, tapi tetap saya harus berterima kasih, karena 3 tahun saya di sini, saya hidup dari tanah dan airnya.. Terima kasih masih mau menampung saya yang entah sampai kapan akan keluar dari kota ini.. 🙂
Sebenarnya, tidak ada dalam bayangan saya untuk menjadikan kota ini sebagai bagian dari rencana masa depan saya. Saya masih ingin menjelajah tempat lain, masih ingin melanjutkan mimpi saya yang tertunda, dan kalau bisa.. tidak di kota ini lagi.. Tapi sekali lagi, ini semua tergantung keputusan-Nya. Saya hanya bisa berusaha sekuat yang saya bisa, sejauh yang saya mampu..untuk mewujudkan mimpi2 saya.. Jikalau ternyata Tuhan masih berkehendak “mendamparkan” saya di kota ini, ya saya masih akan di sini.. Jikalau saya pun akhirnya pindah dari kota ini, tapi Tuhan menetapkan saya untuk kembali ke kota ini, ya maka saya akan kembali lagi..
OK, nobody knows, right?
Dan untuk saat ini, saya akan berusaha mensukseskan program “Enjoy Jakarta” sambil mencari cara escaping Jakarta.. 😛 *maksudnya melanjutkan mimpi yang tertunda* Enjoy the moment that God gives me.. right now.. Mana tahu saya akan didamparkan di kota lain, yang tidak segegap gempita ibu kota kita tercinta ini. Makanya, saya harus bersyukur dan menikmati setiap momen yang sedang saya jalani saat ini.. Hahahaha..
Baiklaah.. Tetaplah berbenah, Jakarta.. Terima kasih telah mau menampung saya selama 3 tahun and still counting maybe? Only God knows.. 🙂